Artikel Makalah, Kumpulan Makalah

Contoh Makalah tentang Pendidikan

ILMU PENDIDIKAN DALAM PERSFEKTIF ISLAM A. Pendahuluan Ilmu pendidikan dalam persfentif Islam menurut Langgulung pendidikan Islam tercakup dalam delapann pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan Keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (Pengajaran Keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan Orang-Orang Islam), At Tarbiyyah fil Islam (Pendidikan Dalam Islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (Pendidikan Dikalangan Orang-Orang Islam) dan At-Tarbiyyah Islamiyyah (Pendidikan Islam).

Arti pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan,ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori. Hakikat manusia menurut Islam adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat wujudnya bahwa manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Manusia sempurna menurut Islam adalah jasmani yang sehat serta kuat dan berketerampilan, cerdas serta pandai. Tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. B. Pendidikan Dalam Persfektif Islam Pengertian pendidik adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan. Pendidik Islam ialah individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan Islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Langgulung (1997), pendidikan Islam tercakup dalam delapan pengertian, yaitu At-Tarbiyyah Ad-Din (Pendidikan Keagamaan), At-Ta’lim fil Islamy (Pengajaran Keislaman), Tarbiyyah Al-Muslimin (Pendidikan Orang-Orang Islam), At Tarbiyyah fil Islam (Pendidikan Dalam Islam), At-Tarbiyyah ‘inda Muslimin (Pendidikan Dikalangan Orang-Orang Islam) dan At-Tarbiyyah Islamiyyah (Pendidikan Islam). Pendidik Islam ialah individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam situasi pendidikan Islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Para ahli pendidikan lebih menyoroti istilah-istilah dari aspek perbedaan antara Tarbiyyah dan Ta’lim atau antara pendidikan dan pengajaran. Dan dikalangan penulis Indonesia, istilah pendidikan biasanya lebih diarahkan pada pembinaan watak, moal, sikap atau kepribadian atau lebih mengarah kepada afektif, sementara pengajaran lebih diarahkan pada penguasaan ilmu pengetahuan atau menonjolkan dimensi kognitif dan psikomotor. Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau kelompok orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun mental dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup atau keterampilan hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah (Hadist). Menurut Prof. Dr. Mohammad Athiyal Al Abrasyi pendidik itu ada tiga macam: 1. Pendidikan Kuttab Pendidik ini ialah yang mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anak dikuttab. Sebagian diantara mereka hanya berpengetahuan sekedar pandai membaca, menuli dan menghafal Al-Qur’an semata. 2. Pendidikan Umum Ialah pendidikan pada umumnya, yang mengajarkan dilembaga-lembaga pendidikan dan mengelola atau melaksanakan pendidikan Islam secara formal seperti madrasah-madrasah, pondok pesantren ataupun informal seperti didalam keluarga. 3. Pendidikan Khusus Adalah pendidikan secara privat yang diberikan secara khusus kepada satu orang atau lebih dari seorang anak pembesar kerajaan (pejabat) dan lainnya. C. Defenisi Ilmu Pendidikan Islam Ilmu pendidikan Islam adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori. Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi ilmu pendidikan adalah teori-teori tentang pendidikan, ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori, tetapi isi lain juga ada ialah: 1. Teori 2. Penjelasan tentang teori itu 3. Data yang mendukung tentang penjelasan itu Islam adalah nama agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW, yang berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia, ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist serta akal. Penggunaan dasarnya haruslah berurutan: A;-Qur’an lebih dahulu, bila tidak ada atau tidak jelas dalam Al-Qur’an maka harus dicari dalam Hadist, bila tidak ada atau tidak jelas didalam Hadist, barulah digunakan akal (pemikiran), tetapi temuan akal tiak boleh bertentangan dengan jiwa Al-Qur’an dan Hadist. D. Tujuan Umum Pendidikan Manusia 1. Hakikat manusia menurut Islam Manusia adalah makhluk (ciptaan) Tuhan, hakikat bahwa manusia adalah makhluk yang perkembangannya dipengaruhi oleh pembawaan dan lingkungan. Dalam teori pendidikan lama, yang dikembangkan didunia barat, dikatakan bahwa perkembangannya seseorang hanya dipengaruhi oleh pembawaan (nativisme) sebagai lawannya berkembang pula teori yang mengajarkan bahwa perkembangan seseorang hanya ditentukan oleh lingkungannya (empirisme), sebagai sintesisnya dikembangkan teori ketiga yang mengatakan bahwa perkembangan seseirang ditentukan oleh pembawaan dan lingkungannya (konvergensi). Manusia adalah makhluk utuh yang terdiri atas jumlah jasmani, akal dan rohani sebagai potensi pokok, manusia yang mempunyai aspek jasmani disebutkan dalam Surah Al-Qashash ayat 77: “Carilah kehidupan akhirat dengan apa yang dikaruniakan Allah kepadamu tiak boleh melupakan urusan dunia”. 2. Manusia dalam pandangan Islam Manusia dalam pandangan Islam mempunyai aspek jasmani yang tidak dapat dipisahkan dari aspek rohani tatkala manusia masih hidup didunia. Manusia mempunyai aspek akal. Kata yang digunakan Al-Qur’an untuk menunjukkan kepada akal tidak hanya satu amcam. Harun Nasution menerangkan ada tujuh kata yang digunakan: a. Kata Nazara, dalam surat Al-Ghasiyyah ayat 17: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan”. b. Kata Tadabbara, dalam surat Muhammad ayat 24: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka terkunci?”. c. Kata Tafakkara, dalam surat An-Nahl ayat 68: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buanglah sarang-sarang dibukit-bukit, dipohon-pohon kayu dan ditempat-tempat yang dibikin mansuia”. d. Kata Faqiha, dalam surat At-Taubah ayat 122: “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. e. Kata Tadzakkara, dalam surat An-Nahl ayat 17: “Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan apa-apa? Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran”. f. Kata Fahima, dalam surat Al-Anbiya ayat 78: “Dan ingatlah kisah Daud dan Sulaiman, diwaktu keduanya memberikan keputusan mengenai tanaman, karena tanaman itu dirusak oleh kambing-kambing kepunyaan kaumnya. Dan adalah kami menyaksikan keputusan yang diberikan oleh mereka itu”. g. Kata ‘Aqala, dalam surat Al-Anfaal ayat 22: “Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apa pun”. Manusia mempunyai aspek rohani seperti dijelaskan dalam surat Al-Hijr ayat 29: “Maka Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan meniupkan kedalamnya roh-Ku, maka sujudlah kalian kepada-Nya”. 3. Manusia sempurna menurut Islam a. Jasmani yang sehat serta kuat dan berketerampilan Islam menghendaki agar orang Islam itu sehat mentalnya karena inti ajaran Islam (iman). Kesehatan mental berkaitan erat dengan kesehatan jasmani, karena kesehatan jasmani itu sering berkaitan dengan pembelaan Islam. Jasmani yang sehat serta kuat berkaitan dengan ciri lain yang dikehendaki ada pada muslim yang sempurna, yaitu menguasai salah satu keterampilan yang diperlukan dalam mencari rezeki untuk kehidupan. Para pendidik muslim sejak zaman permulaan perkembangan Islam telah mengetahui betapa pentingnya pendidikan keterampilan berupa pengetahuan praktis da latihan kejuruan. Mereka menganggapnya fardhu kifayah, sebagaimana diterangkan dalam surat Hud ayat 37: “Dan buatlah bahtera itu dibawah pengawasan dan petunjuk wahyu kami dan jangan kau bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu karena mereka itu akan ditenggelamkan”. b. Cerdas serta pandai Islam menginginkan pemeluknya cerdas serta pandai yang ditandai oleh adanya kemampuan dalam menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat, sedangkan pandai ditandai oleh banyak memiliki pengetahuan dan informasi. Kecerdasan dan kepandaian itu dapat dilihat melalui indikator-indikator sebagai berikut: a. Memiliki sains yang banyak dan berkualitas tinggi b. Mampu memahami dan menghasilkan filsafat c. Rohani yang berkualitas tinggi Kekuatan rohani (tegasnya kalbu) lebih jauh daripada kekuatan akal. Karena kekuatan jasmani terbatas pada objek-objek berwujud materi yang dapat ditangkap oleh indera. Islam sangat mengistimewakan aspek kalbu. Kalbu dapat menembus alam ghaib, bahkan menembus Tuhan. Kalbu inilah yang merupakan potensi manusia yang mampu beriman secara sunguh-sunguh. Bahkan iman itu, menurut Al-Qur’an tempatnya didalam kalbu. 4. Tujuan pendidikan Islam Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah. Yang dimaksud menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepada Allah. Seperti dalam surat Ad-Dzariyat ayat 56: “Dan Aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepada-Ku”. Jalal menyatakan bahwa sebagian orang mengira ibadah itu terbatas pada menunaikan sholat, shaum pada bulan Ramadhan, mengeluarkan zakat, ibadah haji serta mengucapkan syahadat. Tetapi sebenarnya ibadah itu mencakup semua amal, pikiran dan perasaan yang dihadapkan (atau disandarkan) kepada Allh. Aspek ibadah merupakan kewajiban orang Islam untuk mempelajarinya agar ia dapat mengamalkannya dengan cara yang benar. Ibadah ialah jalan hidup yang mencakup seluruh aspek kehidupan serta segala yang dilakukan manusia berupa perkataan, perbuatan, perasaan, pemikiran yang disangkutkan dengan Allah. Menurut Al-Syaibani, tujuan pendidikan Islam adalah: 1. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa pengetahuan, tingkah laku masyarakat, tingkah laku jasmani dan rohani dan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia dan di akhirat. 2. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat, tingkah laku individu dalam masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat, memperkaya pengalaman masyarakat. 3. Tujuan profesional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, sebagai seni, sebagai profesi dan sebagai kegiatan masyarakat. Menurut Al-Abrasyi, merinci tujuan akhir pendidikan Islam menjadi: a. Pembinaan akhlak b. Menyiapkan anak didik untuk hidup didunia dan diakhirat c. Penguasaan ilmu d. Keterampilan bekerja dalam masyarakat Menurt Asma hasan Fahmi, tujuan akhir pendidikan Islam dapat dirinci menjadi: 1. Tujuan keagamaan 2. Tujuan pengembangan akal dan akhlak 3. Tujuan pengajaran kebudayaan 4. Tujuan pembicaraan kepribadian Menurut Munir Mursi, tujuan pendidikan Islam menjadi: a. Bahagia di dunia dan akhirat b. Menghambakan diri kepada Allah c. Memperkuat ikatan keislaman dan melayani kepentingan Islam d. Akhlak mulia 1. Fungsi Pendidikan Secara Umum Pendidikan secara umum berfungsi membina manusia seutuhnya, yang berarti bahwa mengembangkan seluruh pribadi manusia, termasuk mempersiapkan manusia menjadi anggota masyarakat, warga negara yang baik dan rasa persatua yang kuat serta mengembangkan kemampuan yang terdapat pada diri setiap manusia. 2. Peran Ganda Pendidikan Menurut konferensi Luxembourg bahwa fungsi pendidikan tidak hanya mengembangkan sumber daya manusia atau homo ekonomikus saja, tetapi tidak kalah pentingnya yaitu untuk membina kemanusiaan yang berkepribadian. Homo ekonomikus itu adalah seorang manusia yang hanya memikirkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari, tetapi tidak memikirkan pendidikan. Seolah-olah pendidikan itu tidak penting. Padahal dalam memasuki era baru ini, manusia harus mempersiapkan diri sebagai anggota masyarakat yang memiliki keterampilan, pribadi yang baik, beradap, berakhlak dan menjadi warga negara yang baik serta memiliki rasa persatuan. Peran ganda lainnya adalah mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar tidak terlambat mengikuti perkembangan zaman yang sangat cepat. Oleh karena itu, pendidikan perlu didefenisikan untuk semua tingkatan dan jenis. Seperti pendidikan formal, in-formal, nonformal dan pelatihan-pelatihan lain. Contohnya: Pendidikan tinggi sebagai pencipta ilmu pengetahuan. Dengan menciptakan rasa ingin tahu dan mengembangkan potensi (talented people) melalu program-program yang bermutu sesuai perkembangan zaman. Sedangkan pendidikan tinggi tidak bertengger diatas menara gading yang tidak mau tahu terhadap lapangan kerja. Fungsi tersendiri sebagai pabrik izajah (diploma mill) telah berlalu, karena pendidikan tinggi mempunyai tanggung jawab moral didala menciptakan lapangan kerja dan mengatasi masalah-masalah pengangguran, khususnya pengangguran tenaga kerja pendidik. 3. Merefleksikan Posisi Diri Sebagai Bagian Dari Proses Pendidikan Proses pendidikan adalah suatu sistem yang dibuat oleh suatu kebijakan, dimana proses ini tidak dapat berjalan jika tidak ada yang menjalankannya. Disinilah peran kita untuk bisa memposisikan diri kita ke dalam proses pendidikan tersebut, baik sebagai pendidik maupun sebagai peserta didik. Proses pendidikan akan berjalan dengan baik dan benar apabila dijalankan oleh seseorang yang memiliki potensi yang baik dan tinggi. Hal ini karena semakin tinggi potensi yang dimiliki oleh seseorang, maka aka semakin berkembangn proses pendidikan tersebut. Namun sebaliknya semakin rendah potensi yang dimiliki, maka akan semakin rendah pula proses pendidikan tersebut berjalan. Contohnya: Seorang tenaga pendidik apabila memiliki kemampuan atau potensi yang tinggi, maka dapat menciptakan peserta didiknya yang berkualitas. Namun jika tenaga pendidik itu memiliki potensi yang rendah, maka semakin rendah pula kualitas dari peserta didik. Dari contoh diatas, jelas sekali potensi diri itu sangat mempengaruhi dalam proses pendidikan. Diharapkan pendidik dan peserta didik itu mau sama-sama mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Dan diharapkan pula pendidik dan peserta didik dapat bekerja sama untuk mencapai proses pendidikan yang lebih baik dan lebih maju. Potensi diri merupakan kemampuan yang terpendam yang dimiliki oleh setiap orang. Jadi setiap orang itu mempunyai potensi diri, namun kita tidak menyadari potensi yang kita miliki. Ini disebabkan oleh kita tidak mengenal diri kita sendiri. Berikut ini macam-mcam dari potensi diri: 1. Potensi fisik Yaitu potensi fisik yang dapat berfungsi untuk memnuhi kebutuhan manusia. Contohnya: mata untuk melihat, kaki untuk berjalan, telinga untuk mendengar dan lain-lain. 2. Potensi mental intelektual (IQ) Yaitu potensi kecerdasan yang ada pada otak sebelah kiri manusia. Fungsinya untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisa. 3. Potensi sosial emosional (EQ) Yaitu potensi kecerdasan yang ada pada otak sebelah kanan manusia. Fungsinya mengendalikan emosi, bertanggung jawab, motivasi dan kesadaran diri. 4. Potensi mental spiritual (SQ) Yaitu potensi kecerdasan yang berhubungan dengan keimanan dan akhlak mulia. 5. Potensi daya juang Yaitu potensi kecerdasan yang berhubungan dengan keuletan, kesungguhan dan daya juang yang tinggi serta mampu mengubah suatu rintangan dan tantangan menjadi sebuah peluang. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa maju mundurnya suatu proses pendidikan itu tergantung bagaimana seseorang itu mampu memposisikan dirinya (seseorang yang berpotensi) untuk mau mengembangkan potensi yang dimilikinya dalam rangka mewujudkan proses pendidikan yang modern sesuai dengan perkembangan zaman. 4. Kesimpulan a. Fungsi pendidikan secara umum adalah membina manusia seutuhnya, yaitu berkemampuan, berkepribadian, berkeadaban dan menjunjung tinggi rasa persatuan (cohisivenesess). b. Peran ganda pendidikan yaitu mampu mengembangkan sumber daya manusia dan membina kepribadiannya. c. Seseorang harus bisa memposisikan dirinya dan harus bisa mengembangkan potensi yang dimilikinya agar tercipta proses pendidika yang lebih maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Contoh Makalah tentang Pendidikan

0 komentar: